Selasa, 02 Januari 2018

PerbandinganTeknologi 3 Negara

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligent, AI) telah menjadi wacana umum yang sangat penting dan banyak dijumpai. Kecerdasan Buatan atau Sistem cerdas atau Intelegensi Buatan atau Artificial Inteligence merupakan cabang terpenting dalam dunia komputer. Komputer tidah hanya alat untuk menghitung, tetapi diharapkan dapat diberdayakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang bias dikerjakan oleh manusia. Manusia mempunyai pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penalaran dengan baik, agar komputer bisa bertindak seperti dan sebaik manusia, maka komputer juga harus dibekali pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk menalar.
Pada sistem cerdas kali ini membahas tentang Perbandingan Tekhnologi di 3 Negara Asia,seperti yang kita ketahui seiring perkembangan zaman banyak sekali tekhnologi yang menggunakan sistem cerdas untuk mempermudah,mempercepat,membantu kinerja manusia agar lebih mudah. Salah satunya adalah Teknologi Kereta Cepat yang berada di : 

Jepang




Sebuah kereta levitasi magnetik Jepang memecahkan rekor kecepatan dunia setelah bergerak dengan kecepatan 603 km per jam dalam uji coba di dekat Gunung Fuji. Kereta tersebut mengalahkan kecepatan kereta uji coba sebelumnya yang bergerak dengan kecepatan 590 km per jam.
Kereta levitasi magnetik Jepang menggunakan magnet bermuatan listrik untuk membawa gerbong di atas rel. Sebagai pemilik kereta, perusahaan Central Japan Railway (JR Central) berencana untuk memperkenalkan layanan kereta rute Tokyo-Nagoya pada 2027 mendatang.
Perjalanan 280 km antara Tokyo dan Nagoya, bisa ditempuh dalam waktu 40 menit. Namun, penumpang tidak akan merasakan kecepatan tertinggi kereja tersebut karena kereta akan beroperasi maksimum pada kecepatan 505 km per jam. Persiapan diperkirakan menghabiskan dana sebesar 100 miliar dolar hanya untuk rute ke Nagoya. Jepang rencananya akan membangun terowongan mahal.

CHINA

Teknologi sistem cerdas pertama untuk kereta kecepatan tinggi china di produksi oleh CSR Qingdao Sifang Co, Ltd di Qingdao, sebuah kota pantai di provinsi shandong China Timur. Tes kereta api, kecepatan tinggi (CRH) 380A kereta sebagai platform teknis adalah kendaraan transportasi besar pertama china yang menerapkan internet teknologi things dan teknologi jaringan sensor dimana penumpang bisa menikmati layanan informasi modern seperti e-ticket dan wifi.

Indonesia


Kereta cepat di Indonesia ini mengadopsi sistem kendali CTCS-3 yang telah mendapatkan sertifikasi dari Loyds dan TUV serta sertifikasi Safety Implementation Level (SIL) 4, sedangkan untuk telekomunikasi menggunakan sistem GSM-R yang dinilai andal dan terpercaya.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini akan dilengkapi dengan sistem teknologi pencegahan, risiko, dan keamanan. Kereta ini juga akan memiliki kendali pemeriksaan, pengawasan dan pemeliharaan secara menyeluruh terhadap berbagai fasilitas, antara lain unit kereta, jalur kereta, jembatan, sistem sinyal komunikasi dan jaringan kontak, pemantauan pergerakan roda dengan rel.
Teknologi ini memiliki fasilitas sistem deteksi dini terhadap bencana, pengujian yang komprehensif terhadap sarana serta prasarana untuk meyakinkan kereta dapat beroperasi aman dan tepat melebihi 99 persen dari standar EMUs. Pembangunan kereta cepat juga mempertimbangkan kondisi alam,iklim,geologi yang rawan gempa dan disesuaikan dengan UU yang berlaku di Indonesia.
Kereta cepat Jakarta-Bandung ini memiliki platform teknologi EMU China dengan kecepatan 350 km/jam. Untuk saat ini tentu disesuaikan dengan jarak tempuh, yang ditargetkan pada tahap komersial awal, 200 km per jam, sehingga waktu tempuh 140,9 km, sekitar 45 menit.

Baca selengkapnya
Kelebihan dan Kekurangan Dalam Penerapan Sistem Cerdas

Kelebihan dan Kekurangan Dalam Penerapan Sistem Cerdas

Image result for sistem cerdas

Sebelum membahas dampak positif dan negatif dalam penerapan sistem cerdas pada kehidupan sehari-hari, pertama-tama membahas bagaimana dampak positif dan negatif dalam sistem manual.

Keuntungan dalam sistem manual :
  • Dalam negara yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang banyak, maka penerapan sistem manual dapat membantu negara dalam memberikan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya.
  • Pemahaman yang didapat oleh manusia ketika sering melakukan tugas yang sama sehingga timbul pemikiran untuk membuat kinerja dalam bidang menjadi efisien.
Kekurangan dalam sistem manual :
  • Karena sistem manual dijalankan oleh manusia, sering kali terjadi kesalahan dalam proses (human error).
  • Memakan banyak waktu dalam penerapan proses.
  • Management yang rumit karena semuanya dikerjakan oleh manusia.

lalu sekarang poin-poin tentang kelebihan dan kekurangan sistem cerdas.

Keuntungan dalam sistem cerdas:
  • Membuat waktu lebih efisien.
  • Tidak memerlukan banyak tempat dan pengaturan management yang rumit.
  • Kecilnya terjadi kesalahan dalam proses.
Kekurangan dalam sistem cerdas:
  • Membuat suatu perusahaan menjadi bergantung pada mesin yang memiliki sistem cerdas sehingga SDM yang menjadi sia-sia.
  • Kurangnya pemahaman dalam sebuah bidang, karena mesin hanya menjalankan apa yang telah di program, bila ada kesalahan dalam proses akan fatal.
Pandangan Pribadi tentang sistem cerdas di Indonesia :

Sebuah kemajuan teknologi seperti sistem cerdas atau secara umum mesin yang dapat beroperasi secara otoimatis adalah sebuah trobosan umat manusia dalam perkembangan teknologi yang dapat membantu dalam membantu tugas manusia.

Negara-negara yang melahirkan teknologi seperti ini pada awalnya adalah mayoritas negara yang memiliki SDM yang sedikit, sehingga mereka mencetuskan ide-ide untuk menutupi kekurangan tersebut sehingga sampai saat sudah banyak sekali mesin yang berbasis sistem cerdas, dapat bekerja dengan mandiri.

Di Indonesia sendiri sudah banyak sekali yang penerapan sistem cerdas yang dapat ditemui dalam kegiatan sehari-hari, contohnya mesin tarik tunai, mesin setoran tunai, GTO dan e-money -- contoh-contoh itu hanyalah sebagian kecil dari beberapa sistem cerdas yang telah diterapkan.

Secara pribadi saya setuju bahwa Indonesia perlu penerapan sistem cerdas, tapi -- tapi saya beranggapan penerapan sistem cerdas di Indonesia harus disesuaikan (sewajarnya), karena Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia berbeda dengan negara-negara pencetus sistem cerdas seperti (contoh) Jepang yang saat ini tingkat kelahiran penduduk dibawah rata-rata dan kurangnya tenaga kerja sehingga harus membuat kebijakan dimana para pekerja imigran (disana menyebutnya dengan tamu) dapat menjadi warga negara setelah bekerja selama 5 tahun di negara itu.

Beberapa saat yang lalu saya sempat membaca berita, dimana pemerintah membuat kebijakan seluruh gerbang tol akan melakukan transaksi menggunakan uang elektronik, menurut saya inis sedikit kurang tepat, karena seolah-olah tidak melihat SDM di Indonesia yang banya sekali saat ini.

Meski kelebihan yang didapat dalam sistem cerdas dapat menghemat waktu transaksi tapi masih ada kemungkina kesalahan dalam proses, dan itu membutuhkan bantuan manusia untuk mengatasinya. Bayangkan bila gerbang tol menerapkan sistem GTO secara keseluruhan, dan beberapa dari mesin otomatis tersebut mengalami error disaat arus jalanan padat, apa yang akan terjadi? penumpukan kendaraan yang tidak akan terhindari.

Baca selengkapnya