Rabu, 12 Desember 2018

IT Governance dan Risk Management



IT Governance (Tata Kelola Teknologi Informasi)


IT Governance di definisikan sebagai proses yang memastikan penggunaan TI yang efektif dan efisien dalam memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Contoh dari Tata kelola permintaan IT adalah proses di mana organisasi memastikan evaluasi, pemilihan, prioritas, dan pendanaan yang efektif dari investasi TI yang bersaing; mengawasi pelaksanaannya; dan ekstrak (terukur) manfaat bisnis. ITDG adalah proses pengambilan keputusan dan pengawasan investasi bisnis, dan ini adalah tanggung jawab manajemen bisnis.

Tata kelola sisi penawaran TI (ITSG — bagaimana TI harus melakukan apa yang dilakukannya) berkaitan dengan memastikan bahwa organisasi TI beroperasi dengan cara yang efektif, efisien dan patuh, dan itu terutama tanggung jawab CIO.

Lalu pertanyannya, Apa manfaat dari penerapan Tata Kelola TI?
  • Meningkatkan koordinasi dan rencana layanan TI dengan bisnis atau organisasi.
  • Sebagai rujukan kualitas penyelenggaraan TI.
  • Memudahkan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan TI.
  • Sebagai panduan sesuai best practices dalam penyelenggaraan TI.
  • Mengoptimalkan pencapaian value dari penyelenggaraan TI untuk internal manajemen dan pelayanan publik atau masyarakat.
  • Publik atau masyarakat akan mendapatkan kualitas layanan yang lebih baik.
  • Sebagai fungsi social control yang transparan dengan kriteria yang jelas dalam penyelenggaraan TI 


Risk Management (Manajemen Resiko)

Manajemen risiko mengacu pada praktik mengidentifikasi potensi risiko di muka, menganalisa mereka dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi / membatasi risiko.

Pada dasarnya, ketika suatu entitas membuat keputusan investasi, ia menghadapkan diri pada sejumlah risiko keuangan. Kuantum risiko semacam itu tergantung pada jenis instrumen keuangan. Risiko keuangan ini mungkin dalam bentuk inflasi tinggi, volatilitas di pasar modal, resesi, kebangkrutan, dll.

Jadi, untuk meminimalkan dan mengendalikan eksposur investasi terhadap risiko semacam itu, pengelola dana dan investor mempraktikkan manajemen risiko. Tidak memberikan pentingnya manajemen risiko sementara membuat keputusan investasi dapat menimbulkan malapetaka investasi pada saat gejolak keuangan dalam suatu perekonomian. Tingkat risiko yang berbeda datang melekat dengan berbagai kategori kelas aset.

Misalnya, deposito tetap dianggap sebagai investasi yang kurang berisiko. Di sisi lain, investasi dalam ekuitas dianggap sebagai usaha yang berisiko. Saat mempraktekkan manajemen risiko, investor ekuitas dan manajer investasi cenderung melakukan diversifikasi portofolio mereka sehingga meminimalkan paparan terhadap risiko.


Sistem Auditing IT Governance

Audit SI/TI merupakan upaya menilai apakah proses IT sudah dilakukan dengan baik untuk mendukung tujuan organisasi dengan melakukan pengendalian dari outcome yang dihasilkan.

Proses pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat :
  •         Melindungi aset milik organisasi,
  •         Mampu menjaga integritas data,
  •         Membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif,
  •         Menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efisien. 

Ada beberapa tahapan/langkah-langkah dalam Sistem Audit

A. Perencanaan (Planning)

     Tahap perencanaan ini yang akan dilakukan adalah menentukan ruang lingkup (scope), objek yang akan diaudit, standard evaluasi dari hasil audit dan komunikasi dengan managemen pada organisasi yang bersangkutan dengan menganalisa visi, misi, sasaran dan tujuan objek yang diteliti serta strategi, kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengolahan investigasi.

   Perencanaan meliputi beberapa aktivitas utama, yaitu:
  •        Penetapan ruang lingkup dan tujuan audit
  •        Pengorganisasian tim audit
  •        Pemahaman mengenai operasi bisnis klien
  •        Kaji ulang hasil audit sebelumnya
  •        Penyiapan program audit

B. Pemeriksaan Lapangan (Field Work)

Pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan pihak-pihak yang terkait.

Metode pengumpulan data yaitu:  wawancara, quesioner ataupun melakukan survey ke lokasi penelitian.

Pelaporan (Reporting)
  • Setelah proses pengumpulan data, maka akan didapat data yang akan diproses untuk dihitung berdasarkan perhitungan maturity level.
  • Pada tahap ini yang akan dilakukan memberikan informasi berupa hasil-hasil dari audit.
  • Perhitungan maturity level dilakukan mengacu pada hasil wawancara, survey dan rekapitulasi hasil penyebaran quesioner.

Tindak Lanjut (Follow Up)
  • Tahap ini yang dilakukan adalah memberikan laporan hasil audit berupa rekomendasi tindakan perbaikan kepada pihak managemen objek yang diteliti
  • Wewenang perbaikan menjadi tanggung jawab managemen objek yang diteliti apakah akan diterapkan atau hanya menjadi acuhan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Sumber :





Baca selengkapnya

Selasa, 22 Mei 2018

Gottmörder 1 - Prolog



Aku akan memberikan satu pertanyaan pada kalian :
----... Seberapa luas alam semesta?
Ini adalah pertanyaan yang bodoh dan tidak perlu diucapkan.. Tapi pertanyaan ini selalu terbayang dalam pikiranku dan itu memunculkan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang tidak ada habisnya.
Apakah tempat dimana mahluk hidup berada hanya ada satu? Atau mungkin disetiap bintang ada kehidupan lain? Pertanyaan seperti ini bukanlah hal yang akan direspon orang lain dengan serius, mereka hanya akan mentertawakanmu sebagai jawaban mereka.
.. Lalu mengapa manusia ada di bumi? Apakah Tuhan menciptakan manusia hanya di satu planet dalam satu bintang saja? Lalu mengapa di langit sana banyak sekali bintang yang bersinar sangat terang, apakah itu hanya semata-mata diciptakan sebagai hiasan saja agar alam ini menjadi indah? Tidakkah kalian berpikir kalau di tempat yang jauh juga ada yang melihat matahari sebagaimana kita melihat bintang dari kejauhan?
Aku mempercayai eksitensi yang dinamakan Tuhan.
Alasan? Ambil satu contoh; dalam sebuah legenda urban ataupun gosip.. apakah itu hanya muncul tanpa ada sebab? Mungkin kalian akan mengatakan 'itu hanya kebohongan seseorang yang dilebih-lebihkan' –
Lalu pertanyaannya ketika kalian sedang berpikir tentang sesuatu, apakah pikiran itu muncul begitu saja tanpa ada yang memicu rasa penasaran dan keingintahuan yang menyebabkan otak kalian berpikir dan berspekulasi?
Apa jawaban kalian ketika melihat segelintir pertanyaan-pertanyaan ini? apa yang otak kalian proses? Dan apa jawaban yang ada diotak kalian?
Bagaimana pandangan kalian tentang dunia selanjutnya?
-------........
Surga dan Neraka. Itu adalah dua tempat yang sangat sering kita temui dalam kitab-kitab suci, lalu dari mana istilah itu berasal? Dan mengapa dalam setiap kitab yang berbeda selalu mendifinisikan kedua tempat itu dengan kesamaan yang sangat spesifik, seperti surga adalah tempat yang indah dan neraka adalah tempat dimana manusia disiksa atas perbuatan buruknya.
Dari manakah asal informasi yang ada didalam kitab itu? Apakah manusia membayangkannya setelah melihat tempat yang indah dan mendefinisikannya sebagai surga? Lalu bagaimana dengan mahluk seperti malaikat dan iblis? Bagaimana permulaan manusia bisa mengetahui hal-hal ini? imajinasi? Lalu apa yang memicu manusia untuk berimajinasi seperti itu? atau ada yang memberitahu kepada manusia? lalu siapa yang memberitahu semua itu?
Jika kita berpikir kalau yang namanya dunia selanjutnya itu tidak ada, lalu ketika manusia mati, apa yang akan terjadi selanjutnya dan apa dirasakan oleh manusia itu? Pandangan hitam seperti tidur? Atau sudah selesai dan tidak sadar seperti pingsan begitu saja? Atau bereinkarnasi? Yah, kalian pasti memiliki jawaban yang berbeda-beda.. tapi terkadang pertanyaan-pertanyaan ini sangat sering dilupakan oleh manusia.
----.... kembali kepertanyaan awalku.
Seberapa luas alam semesta?


Baca selengkapnya

Selasa, 02 Januari 2018

PerbandinganTeknologi 3 Negara

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligent, AI) telah menjadi wacana umum yang sangat penting dan banyak dijumpai. Kecerdasan Buatan atau Sistem cerdas atau Intelegensi Buatan atau Artificial Inteligence merupakan cabang terpenting dalam dunia komputer. Komputer tidah hanya alat untuk menghitung, tetapi diharapkan dapat diberdayakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang bias dikerjakan oleh manusia. Manusia mempunyai pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penalaran dengan baik, agar komputer bisa bertindak seperti dan sebaik manusia, maka komputer juga harus dibekali pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk menalar.
Pada sistem cerdas kali ini membahas tentang Perbandingan Tekhnologi di 3 Negara Asia,seperti yang kita ketahui seiring perkembangan zaman banyak sekali tekhnologi yang menggunakan sistem cerdas untuk mempermudah,mempercepat,membantu kinerja manusia agar lebih mudah. Salah satunya adalah Teknologi Kereta Cepat yang berada di : 

Jepang




Sebuah kereta levitasi magnetik Jepang memecahkan rekor kecepatan dunia setelah bergerak dengan kecepatan 603 km per jam dalam uji coba di dekat Gunung Fuji. Kereta tersebut mengalahkan kecepatan kereta uji coba sebelumnya yang bergerak dengan kecepatan 590 km per jam.
Kereta levitasi magnetik Jepang menggunakan magnet bermuatan listrik untuk membawa gerbong di atas rel. Sebagai pemilik kereta, perusahaan Central Japan Railway (JR Central) berencana untuk memperkenalkan layanan kereta rute Tokyo-Nagoya pada 2027 mendatang.
Perjalanan 280 km antara Tokyo dan Nagoya, bisa ditempuh dalam waktu 40 menit. Namun, penumpang tidak akan merasakan kecepatan tertinggi kereja tersebut karena kereta akan beroperasi maksimum pada kecepatan 505 km per jam. Persiapan diperkirakan menghabiskan dana sebesar 100 miliar dolar hanya untuk rute ke Nagoya. Jepang rencananya akan membangun terowongan mahal.

CHINA

Teknologi sistem cerdas pertama untuk kereta kecepatan tinggi china di produksi oleh CSR Qingdao Sifang Co, Ltd di Qingdao, sebuah kota pantai di provinsi shandong China Timur. Tes kereta api, kecepatan tinggi (CRH) 380A kereta sebagai platform teknis adalah kendaraan transportasi besar pertama china yang menerapkan internet teknologi things dan teknologi jaringan sensor dimana penumpang bisa menikmati layanan informasi modern seperti e-ticket dan wifi.

Indonesia


Kereta cepat di Indonesia ini mengadopsi sistem kendali CTCS-3 yang telah mendapatkan sertifikasi dari Loyds dan TUV serta sertifikasi Safety Implementation Level (SIL) 4, sedangkan untuk telekomunikasi menggunakan sistem GSM-R yang dinilai andal dan terpercaya.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini akan dilengkapi dengan sistem teknologi pencegahan, risiko, dan keamanan. Kereta ini juga akan memiliki kendali pemeriksaan, pengawasan dan pemeliharaan secara menyeluruh terhadap berbagai fasilitas, antara lain unit kereta, jalur kereta, jembatan, sistem sinyal komunikasi dan jaringan kontak, pemantauan pergerakan roda dengan rel.
Teknologi ini memiliki fasilitas sistem deteksi dini terhadap bencana, pengujian yang komprehensif terhadap sarana serta prasarana untuk meyakinkan kereta dapat beroperasi aman dan tepat melebihi 99 persen dari standar EMUs. Pembangunan kereta cepat juga mempertimbangkan kondisi alam,iklim,geologi yang rawan gempa dan disesuaikan dengan UU yang berlaku di Indonesia.
Kereta cepat Jakarta-Bandung ini memiliki platform teknologi EMU China dengan kecepatan 350 km/jam. Untuk saat ini tentu disesuaikan dengan jarak tempuh, yang ditargetkan pada tahap komersial awal, 200 km per jam, sehingga waktu tempuh 140,9 km, sekitar 45 menit.

Baca selengkapnya
Kelebihan dan Kekurangan Dalam Penerapan Sistem Cerdas

Kelebihan dan Kekurangan Dalam Penerapan Sistem Cerdas

Image result for sistem cerdas

Sebelum membahas dampak positif dan negatif dalam penerapan sistem cerdas pada kehidupan sehari-hari, pertama-tama membahas bagaimana dampak positif dan negatif dalam sistem manual.

Keuntungan dalam sistem manual :
  • Dalam negara yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang banyak, maka penerapan sistem manual dapat membantu negara dalam memberikan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya.
  • Pemahaman yang didapat oleh manusia ketika sering melakukan tugas yang sama sehingga timbul pemikiran untuk membuat kinerja dalam bidang menjadi efisien.
Kekurangan dalam sistem manual :
  • Karena sistem manual dijalankan oleh manusia, sering kali terjadi kesalahan dalam proses (human error).
  • Memakan banyak waktu dalam penerapan proses.
  • Management yang rumit karena semuanya dikerjakan oleh manusia.

lalu sekarang poin-poin tentang kelebihan dan kekurangan sistem cerdas.

Keuntungan dalam sistem cerdas:
  • Membuat waktu lebih efisien.
  • Tidak memerlukan banyak tempat dan pengaturan management yang rumit.
  • Kecilnya terjadi kesalahan dalam proses.
Kekurangan dalam sistem cerdas:
  • Membuat suatu perusahaan menjadi bergantung pada mesin yang memiliki sistem cerdas sehingga SDM yang menjadi sia-sia.
  • Kurangnya pemahaman dalam sebuah bidang, karena mesin hanya menjalankan apa yang telah di program, bila ada kesalahan dalam proses akan fatal.
Pandangan Pribadi tentang sistem cerdas di Indonesia :

Sebuah kemajuan teknologi seperti sistem cerdas atau secara umum mesin yang dapat beroperasi secara otoimatis adalah sebuah trobosan umat manusia dalam perkembangan teknologi yang dapat membantu dalam membantu tugas manusia.

Negara-negara yang melahirkan teknologi seperti ini pada awalnya adalah mayoritas negara yang memiliki SDM yang sedikit, sehingga mereka mencetuskan ide-ide untuk menutupi kekurangan tersebut sehingga sampai saat sudah banyak sekali mesin yang berbasis sistem cerdas, dapat bekerja dengan mandiri.

Di Indonesia sendiri sudah banyak sekali yang penerapan sistem cerdas yang dapat ditemui dalam kegiatan sehari-hari, contohnya mesin tarik tunai, mesin setoran tunai, GTO dan e-money -- contoh-contoh itu hanyalah sebagian kecil dari beberapa sistem cerdas yang telah diterapkan.

Secara pribadi saya setuju bahwa Indonesia perlu penerapan sistem cerdas, tapi -- tapi saya beranggapan penerapan sistem cerdas di Indonesia harus disesuaikan (sewajarnya), karena Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia berbeda dengan negara-negara pencetus sistem cerdas seperti (contoh) Jepang yang saat ini tingkat kelahiran penduduk dibawah rata-rata dan kurangnya tenaga kerja sehingga harus membuat kebijakan dimana para pekerja imigran (disana menyebutnya dengan tamu) dapat menjadi warga negara setelah bekerja selama 5 tahun di negara itu.

Beberapa saat yang lalu saya sempat membaca berita, dimana pemerintah membuat kebijakan seluruh gerbang tol akan melakukan transaksi menggunakan uang elektronik, menurut saya inis sedikit kurang tepat, karena seolah-olah tidak melihat SDM di Indonesia yang banya sekali saat ini.

Meski kelebihan yang didapat dalam sistem cerdas dapat menghemat waktu transaksi tapi masih ada kemungkina kesalahan dalam proses, dan itu membutuhkan bantuan manusia untuk mengatasinya. Bayangkan bila gerbang tol menerapkan sistem GTO secara keseluruhan, dan beberapa dari mesin otomatis tersebut mengalami error disaat arus jalanan padat, apa yang akan terjadi? penumpukan kendaraan yang tidak akan terhindari.

Baca selengkapnya